Berat Badan Bayi Dan Balita



Konsep Dasar Berat Badan Bayi

1.      Pengertian

            Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita, berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan (Hartono, 2008).
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi (Supariasa, 2002). Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagi perhitungan, antara lain: parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan gambaran tentang pertumbuhan. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur.
 KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya. Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur. Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat (Supariasa, 2002).

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi (Depkes R.I,2005)

Pertumbuhan bayi pada dasarnya itu berbeda dengan yang lainnya karena mereka memiliki perbedaan genetik dan asupan dari masing-masing bayi. Faktor dari pertumbuhan manusia itu sendiri bisa dikatakan hal yang penting dalam perkembangan bayi.  Faktor-faktornya adalah :
 a. Faktor dalam (internal) 
1) Faktor Genetik (Keturunan) Faktor ini merupakan faktor utama yang dimiliki oleh seorang manusia dalam awal pertumbuhannya. Faktor ini sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhannya dari bayi sampai dewasa. Biasanya faktor genetik ini susah untuk diubah, karena sudah terbentuk dan melekat pada si manusia sejak mereka lahir. Dan sekalipun bisa diubah itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengubahnya. Contoh faktor-faktor genetik manusia : postur tubuh, warna rambut, warna kulit, sifat, tempramen dan lain-lain. 
2) Faktor Asupan Faktor ini juga mempengaruhi dalam proses pertumbuhan manusia. Pemberian asupan seperti makanan, vitamin, buah-buahan, sayuran secara teratur dalam proses pertumbuhannya akan membentuk manusia yang sehat, baik sehat fisik dan sehat psikis. Asupan juga berpengaruh dengan cara berfikir, pertumbuhan badan dan lain-lain.
3) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan merupakan cara pembelajaran para manusia dalam pembangunan karakter secara alamiah, dengan kata lain proses belajarnya secara otomatis. Maka dengan itu lingkungan berpengaruh dalam pembangunan sifat dan karakter mereka. Apabila faktor gen dan asupan mereka telah terpenuhi dengan baik tetapi ia bergaul dan hidup di lingkungan yang salah (tidak baik) maka akan menghasilkan manusia yang tidak baik pula.

            b. Faktor luar (eksternal) (Depkes R.I, 2005)
1) Faktor Prenatal
a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan.
b) Mekanis posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan kongenital, misalnya club foot.
                                        c) Toksin/zat kimia, radiasi
d) Kelainan endokrin
                                        e) Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
f) Kelainan imunologi
g) Psikologis ibu
2) Faktor Persalinan/kelahiran Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga berisiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
 3) Faktor Pascanatal
a) Gizi Tumbuh kembang bayi memerlukan zat makanan yang adekuat.
b) Lingkungan fisik dan kimia Lingkungan merupakan tempat anak hidup sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider)
c) Psikologis
d) Penyakit kronis/kelainan kongenital
e) Endokrin
                                        f) Sosio-ekonomi
g) Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
h) Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
                                        i) Obat – obatan

3.      Alat Mengukur Berat Badan (supariasa,2001).

            Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan :
 a) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain
 b) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya
 c) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg
d) Skalanya mudah dibaca
e) Cukup aman untuk menimbang anak balita
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin :
a) Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan
b) Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat
c) Ketelitian dan ketetapan cukup baik
d) Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila digunakan  dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg.
e) Jenis timbangan lain yang digunakan adalah detecto yang terdapat di Puskesmas. Timbangan kamar mandi (bath room scale) tidak dapat dipakai menimbang anak balita, karena menggunakan per, sehingga hasilnya dapat berubah-ubah menurut kepekaan per-nya.
            Alat lain yang diperlukan adalah kantong celana timbang atau kain sarung, kotak atau keranjang yang tidak membahayakan anak terjatuh pada waktu ditimbang, misalnya menggunakan tali atau sejenisnya yang cukup kuat untuk menggantungkan dacin.

4.      Cara Menimbang/Mengukur Berat Badan

Memeriksa dacin dengan seksama, adakah masih dalam kondisi baik atau tidak. Dacin yang baik adalah apabila bandul geser berada pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang. Setelah alat timbang lainnya (celana atau sarung timbang) dipasang pada dacin, lakukan peneraan yaitu cara menambah beban pada ujung tangkai dacin, misalnya plastik berisi pasir (supariasa,2001).
Petunjuk bagaimana cara menimbang balita dengan menggunakan dacin. Langkah-langkah tersebut dikenal dengan penimbangan, yaitu : (Buku Kader 2005)
a)      Langkah 1
Menggantungkan dacin pada : a. Dahan pohon; b. Palang rumah, atau penyangga kaki tiga
b)      Langkah 2
Memeriksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke bawah kuat-kuat
c)      Langkah 3
Letakkan bandul geser pada angka 0 (nol) sebelum dipakai. Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman
d)      Langkah 4
Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada angka 0 (nol)
e)      Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang atau kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.
f)       Langkah 6
Anak ditimbang, dan seimbangkan dacin
g)      Langkah 7
Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser 
h)      Langkah 8
Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas
i)        langkah 9
Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan.

5.      Cara Menimbang Berat Badan Bayi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang bayi adalah:
1.       Pakaian dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan kantong celana timbang tidak dapat digunakan
2.       Bayi ditidurkan didalam kain sarung, menggeser anak timbang sampai tercapai keadaan seimbang, kedua ujung jarum terdapat pada satu titik lihatlah angka pada skala batang dacin yang menunjukkan berar badan bayi. Catat berat badan dengan teliti sampai satu angka decimal, misalnya 7,5 kg (supariasa,2001).

6.      Menimbang Anak

Menggunakan kantong celana timbang, kain sarung atau keranjang. Sebelum anak ditimbang, jarum menunjukkan skala 0 (nol) setelah ditambahkan kain sarung atau keranjang. Kesulitan dalam menimbang : anak terlalu aktif, sehingga sulit melihat skala dan anak biasanya menangis (Supariasa, 2002)

7.      Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menimbang Berat Badan Anak

 a. Pemeriksaan alat timbang
 Dacin harus diperiksa secara seksama, apakah masih dalam kondisi baik atau tidak sebelum digunakan. Dacin yang baik adalah apabila bandul geser berada pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang. Keadaan bandul digeser tidak longgar terhadap tangkai dacin, melakukan penelitian, peneraan alat timbang ini sangat penting untuk mendapatkan data dengan validitas yang tinggi.
 b. Anak balita yang ditimbang
 Balita yang akan ditimbang sebaiknya memakai pakaian seminim mungkin dan seringan mungkin. Sepatu, baju dan topi sebaiknya dilepaskan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, maka hasil penimbangan harus dikoreksi dengan kain balita yang ikut tertimbang. Bila keadaan ini memaksa dimana anak balita tidak mau ditimbang tanpa ibunya atau orang tua yang menyertainya, maka timbangan dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan injak. Cara pertama, timbang balita beserta ibunya. Kedua, timbang ibunya saja. Ketiga, hasil timbangan dihitung dengan mengurangi berat badan ibu dan anak, dengan berat badan ibu sendiri.
c. Keamanan
Faktor keamanan penimbangan sangat perlu diperhatikan. Tidak jarang petugas di lapangan kurang memperhatikan keamanan itu. Misalnya langkah ke-2 dari 9 langkah penimbangan tidak dilakukan, maka kemungkinan dacin dan anak yang ditimbang bisa jatuh, karena dacin tidak tergantung kuat. Maka karena itu, segala sesuatu menyangkut keamanan harus diperhatikan termasuk lantai dimana di lakukan penimbangan. Lantai tidak boleh terlalu licin, berkerikil atau bertangga. Hal itu dapat mempengaruhi keamanan, baik yang ditimbang, maupun petugas.
d. Pengetahuan dasar petugas
 Cara memperlancar proses penimbangan, petugas dianjurkan untuk mengetahui berat badan secara umum pada umur-umur tertentu. Hal ini sangat penting diketahui untuk dapat memperkirakan posisi bandul geser yang mendekati skala berat pada dacin sesuai dengan umur anak yang ditimbang. Cara ini dapat menghemat waktu, jika penimbangan dilakukan dengan memindah-mindahkan bandul geser secara tidak menentu.
  
8.      Pertambahan Berat Badan Pada Bayi

Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan kenaikan berat badan sebagai berikut kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan kenaikan berat badan sebagai berikut: selama triwulan ke-1 kenaikan berat badan 150-250 g/minggu,selama triwulan ke-2 kenaikan berat badan 500-600 g/bulan (Nelson 2005).


Tabel 2.1. Berat Badan Normal Berdasarkan Panjang Badan
Dan Jenis Kelamin
Panjang (cm)
Berat Badan Bayi Laki-Laki (kg)
Berat Badan Perempuan (kg)
49,0-55,0
3,1-4,3
3,3-4,3
55,5-60,0
4,3-5,7
4,4-5,5
60,5-65,0
5,8-7,1
5,7-7,0
65,5-70,0
7,1-8,5
7,0-8,4
70,5-75,0
8,7-9,8
8,5-9,6

Sedangkan tabel berat badan bayi normal berdasarkan usia dan jenis kelamin disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.2. Berat Badan Normal Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Umur BB Laki-laki BB Perempuan
Umur (bulan)
Berat Badan Bayi Laki-Laki (kg)
Berat Badan Bayi Prempuan (kg)
0
2,5
2,5
1
3,5
3,5
2
4,2
4,0
3
5,2
5,0
4
6,2
6,0
5
7,2
7,0
6
8,2
8,0
7
9,2
8,4
8
9,4
8,6
9
9,6
8,8
10
9,8
9,0
11
10
9,2
12
10
9,5

·         Cara mengukur berat badan bayi menggunakan timbangan injak

Bila keadaan ini memaksa dimana anak atau bayi tidak mau ditimbang tanpa ibunya atau orang tua yang menyertainya, maka timbangan dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan injak. Caranya adalah sebagai berikut :
1.      Ketika alat timbang sudah menunjukkan angka 00.00 mintalah ibu dengan menggendong bayi/anak untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang.
2.      Pastikan posisi ibu, badan tegak, mata lurus ke depan, kaki tidak menekuk dan kepala tidak menunduk ke bawah. Sebisa mungkin bayi/anak dalam keadaan tenang ketika ditimbang.
3.      Setelah ibu berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang akan menunjukkan hasil penimbangan digital.
4.      Mintalah ibu tersebut untuk turun dulu dari timbangan dan hasil penimbangan segera di catat
5.      Ulangi proses pengukuran, kali ini hanya ibu saja tanpa menggendong bayi/anak.
6.      Cara menentukan berat badan beyi/anak adalah dengan rumus :
 Berat badan I   = Berat badan saat menggendong bayi/anak.
Berat badan II = Berat badan saat tidak menggendong bayi/anak.

·         Menimbang berat badan

Menimbang berat badan adalah mengikuti perkembangan kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga, terutama bayi, balita dan ibu hamil (Suparmanto, 2006: 5).
Pertumbuhan anak dapat diamati secara cermat dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS) balita. Kartu menuju sehat berfungsi sebagai alat bantu pemantauan gerak pertumbuhan (Arisman, 2007: 59).
Manfaat memantau berat badan secara teratur
1) Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak balita.
2) Mengetahui kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin, mencegah ibu melahirkan. Bayi dengan berat badan lahir rendah dan terjadinya perdarahan pada saat melahirkan.
3) Mengetahui kesehatan anggota keluarga dewasa dan usia lanjut.











Refrensi :

Komentar